Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun cuci piring ini adalah sebagai berikut :
Alat
1. Centong nasi
2. Baskom
3. Gelas ukur
Bahan
1. 120 gram Texapon
2. 35 gram NaSO4
3. 20 mL Camperlan
4. 10 mL Foam Booster
5. 20 gram NaCl
6. 1,1 gram EDTA
7. 1 mL Gliserin
8. 3 mL parfum
9. Zat pewarna makanan
10. 1 L air
Urutan proses produksi pembuatan sabun cuci piring:
1. Dimasukkan 120 gram texapon kedalam baskom.
2. Dicampurkan natrium sulfat sebanyak 2/3 bahan.
3. Diaduk hingga berwarna putih.
4. Ditambahkan 600 mL air sedikit demi sedikit sambil diaduk.
5. Tuangkan 20 mL camperlan ambil diaduk.
6. Ditambahkan 200 mL air.
7. Ditambahkan sisa natrium sulfat (1/3 bahan).
8. Ditambahkan 20 gram NaCl sedikit demi sedikit.
9. Dimasukkan 10 mL foam booster.
10. Dilarutkan EDTA dalam 20 mL air, lalu dimasukkan dalam campuran bahan.
11. Ditambahkan sisa air.
12. Dimasukkan pewarna.
13. Dicampurkan gliserin dan parfum lalu dimasukkan dalam campuran bahan.
Proses Pembuatan dan Fungsi Bahan
Pada percobaan pembuatan sabun cuci piring cair, langkah pertama yang dilakukan yaitu menimbang texapon lalu memasukkannya ke dalam baskom. Texapon merupakan bahan utama untuk membuat sabun. Texapon dalam sabun berfungsi untuk membentuk busa dan mengangkat kotoran.
Selanjutnya ditambahkan Natrium sulfat. Penambahan Natrium sulfat dimaksudkan untuk membantu mencampur bahan serta mempercepat kelarutan texapon. Natrium sulfat berfungsi untuk mempercepat pengangkatan kotoran dan juga sebagai pengental.
Campuran kemudian diaduk hingga berwarna putih lalu ditambahkan 600 mL air sedikit demi sedikit. Air ditambahkan sedikit demi sedikit karena texapon merupakan surfaktan yang mempunyai ujung berbeda, yaitu hidrofilik (suka air) dan hidrofobik (suka lemak). Jika air ditambahkan sekaligus, akan terjadi kesulitan dalam mencampurkan bahan karena ujung texapon yang bersifat hidrofob akan sulit untuk berikatan dengan air. Air berfungsi sebagai pelarut.
Setelah tercampur ditambahkan camperlan sambil diaduk. Camperlan berfungsi sebagai pengental dan penambah busa menjadi gelembung-gelembung kecil.
Langkah berikutnya yaitu ditambahkan air sebanyak 200 mL lalu dimasukkan sisa natrium sulfat. Setelah itu ditambahkan NaCl sedikit demi sedikit. NaCl berfungsi untuk mengentalkan sabun yang dibuat.
Kedalam campuran juga dimasukkan foam booster dan EDTA. Foam booster berfungsi untuk membentuk gelembung-gelembung kecil dan memperbanyak busa yang terbentuk. EDTA yang digunakan sebelum dimasukkan kedalam campuran bahan terlebih dahulu dilarutkan dalam air. EDTA berfungsi sebagai pengawet sehingga produk yang dibuat lebih tahan lama.
Langkah terakhir yaitu menambahkan pewarna, gliserin dan parfum. Pewarna berfungsi untuk mempercantik produk yang dibuat sehingga terlihat lebih menarik. Untuk gliserin dan parfum, sebelum ditambahkan bahan tersebut dicampur terlebih dahulu lalu dimasukkan kedalam campuran. Gliserin berfungsi untuk melembutkan tangan, sedangkan parfum berfungsi untuk member aroma pada sabun sehingga lebih harum.
Tahap terakhir yang dilakukan yaitu pengemasan.
Sabun cuci piring yang telah jadi didiamkan selama satu malam.
Untuk membuat wangi awet bisa ditambahkan zat fixative seperti propilen glikol. Komposisinya sekitar 5-10% dari jumlah bibit parfum yang ditambahkan. Kalau untuk lebih kental coba tambahkan komposisi zat pengentalnya, misal cmc, perbandingannya, 1 kg texapon, 250 gram CMC.