Selama ini zikir dan doa hanya dipahami sebagai amalan yang bersifat spiritual, tidak ada kaitannya dengan jasmani. Andaipun ada fakta-fakta bahwa Rasulullah Saw kalaus sedang sakit selalu berdoa mohin kesembuhan dari Allah SWT atau beliau mengobati sahabatnya dengan doa. Inipun dipahami bahwa kesembuhan penyakit ini tidak disebabkan secara langsung oleh doa tesrebut, melainkan karena adanya mukjizat yang diberikan Allah kepada Rasulullah SAW.
Misteri ini secara teologis sebenarnya sudah ada jawabannya, terlihat dengan adanya janji Allah yang akan mengabulkan hamba-hamba-Nya yang berdoa. Tetapi jawaban ini tidak dapat meyakinkan kebanyakan orang, karena dizaman modern ini orang lebih mengedapankan rasionya ketimbang aspek-aspek kepercayaan. Padahal anjuran zikir dan doa dalam agama islam sangat ditekankan, bahkan orang-orang yang tidak mau zikir dan doa dikatakan sombong dan sudah lupa Tuhannya.
Dalam ajaran islam, manusia terdiri dari beberapa unsur, yaitu : tubuh jasad (fisik), tubuh pikiran dan tubuh roh (jiwa). Ketiga unsur tersebut saling terkait erat sehingga jika salah satu tubuh tersebut sakit, maka tubuh yang lain akan ikut terpengaruh (sakit) pula. Tubuh yang “terendah derajatnya” dalam pandangan islam adalah tubuh fisik karena ia memiliki banyak keterbatasan, selanjutnya tubuh pikiran dan terakhir ( tertinggi) adalah tubuh roh /jiwa yang dengannya kita akan “mengendalikan” tubuh fisik dan tubuh pikiran. Tubuh roh dikatakan sebagai unsur tertinggi karena dengan roh (jiwa) itulah manusia akan menghadap kembali kepada Allah SWT guna mempertanggungjawabkan segala perbuatannya selama didunia ini.
Dalam artikel ini kami akan mencoba membahas sedikit tentang manfaat zikir dan doa dan pengaruhnya terhadap kesehatan dalam sudut pandang islam. Hal ini sangat perlu dijelaskan karena selama ini zikir dan doa dianggap oleh kebanyakan orang hanya berkaitan dengan kebutuhan rohani saja.
Dalam beberapa penelitian ternyat zikir dan doa memiliki korelasi langsung dengan kesehatan fisik seseorang. Oleh karena itu sangat diharapkan agar zikir dan doa menjadi bagian dari kehidupan kita, karena inti dari ibadah itu sebenarnya adalah berzikir (mengingat Allah) dan berdoa.
Manfaat dan pengaruh zikir dan doa terhadap kesehatan dapat dilhat dari fakta sederhana bahwa para pasien terkadang menjadi jauh lebih baik keadaannya setelah berdoa.
Studi-studi yang dilakukan oleh para ahli kesehatan di Amerika dan negara lainnya juga telah memperlihatkan dengan jelas bahwa berzikir dan berdoa, dengan bebagai bentuk dan macamnya, sebagaimana yang diajarkan oleh Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, seperti berzikir denganlisan, gerakan atau bahkan berdiam diri dengan merenungi kejadian alam dan ciptaan Allah SWT, ternyata mempunyai pengaruh positif terhadap fungsi fisiologis tubuh, seperti menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi stress, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meringankan jantung dan lain sebagainya.
Catatan:
Dinegara barat telah dilakukan survey ilmiah tentang pengaruh zikir -doa terhadap penyembuhan penyakit, seperti yang dilakukan oleh Majalah Time, CNN dan USA Weekend pada tahun1996. Dalam survey tersebut disimpulkan bahwa pengaruh zikir-doa dalam penyembuhan penyakit sampai 64%.
Dalam suatu penelitian yang mendapatkan dana dari National Institutes Of Healths (NIH), Dr. Levin telah menemukan lebih dari 250 studi empiris yang diterbitkan dalam literatur medis dan epidemiologi sejak abad ke-19 dimana praktek-praktek keagamaan atau spiritual secara statis telah dikaitkan dengan hasil-hasil penyembuhan tertentu.
Keberhasilan dari zikir dan doa tersebut bukan saja terjadi pada mereka yang memohoh (berdoa) untuk hasil-hasil tertentu seperti berdoa untuk mengurangi berbagai penderitaan ketika sakit, berdoa untuk kelulusan dan lain sebagainya, tetapi juga bagi mereka yang berdoa tanpa mengharapkan sesuatu yang khusus seperti doa “Ya Allah, berikanlah yang terbaik bagi kami menurut perhitungan Engkau”, atau “Ya Allah, mudahkanlah urusan kami dan murahkanlan rezeki-Mu kepada kami “ dan selanjutnya.
Berdoa yang baik ialah berdoa dengan mengurangi hal-hal khusus, seperti “ Jadikanlah menurut kehendak- Mu atau berikanlah yang terbaik kepada kami menurut perhitungan -Mu, walaupun juga tidak dilarang untuk berdoa dengan mengungkapkan hal-hal yang khusus, seperti, “ Ya Allh, hilangkanlah rasa sakit yang kuderita ini, “ Ya Allah berikanlah kelulusan pada ujian kami ini” dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, Allah SWT Yang Maha Mengetahui dan Kasih Sayang, ternyata lebih sering memberikan kepada umat manusia apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang mereka minta/inginkan. Jadi, doa seseorang tidak selalu dikabulkan ( sesuai yang diminta) karena atas dasar kasih sayang Allah. Hal ini dapat dianalogikan pada seseorang anak kecil yang berumur 7 tahun yang menginginkan sebuah sepeda motor, tetapi karena atas dasar kasih sayang orang tuanya yang tentu saja dengan berbagai pertimbangan maka ia hanya akan memberikan sebuah sepeda kecil.
Catatan:
Allah pasti akan mengabulkan doa hambanya selama tidak mengandung unsur dosa dan memutuskan silaturahmi dengan 3 cara. Pertama, memngabulkan sesuai apa yang diminta. Kedua, mengganti dengan sesuatu yang lebih baik ( lihat analogi anak kecil diatas), dan cara ketiga adalah dengan mengabulkan doa di akhirat.
Dalam banyak percobaan yang dilakukan dilaboratorium, sikap zikir dan doa secara sederhana baik yang dilakukan oleh para tabib atau ulama dengan sikap khusyu, penuh rasa empati, perhatian dan rasa sepenanggungan bagi mereka yang sengsara - terbukti semakin mendorong atau mempercepat proses penyembuhan. Studi yang dilakukan terhadap sekelompok orang telah memperliahtkan bahwa secara posistf, berzikir dan berdoa dengan penuh kepasrahan dan pengharapan telah mampu mepengaruhi, seperti tekanan darah tinggi, luka, serangan jantung, sakit kepala, kecemasan, enzim, sel-sel darah merah.
Bagaimana bila kenyataan menunjukkan bahwa zikir doa secara keseluruhan, tidak seampuh seperti yang kita harapkan, bahkan walaupun dilakukan oleh mereka yang terbaik dalam berzikir doa?
Zikir dan doa merupakan kekuatan yang berasal dari Allah SWT sebagai Zat Yang Mutlak, maka seharusnya zikir dan doa itu manjur untuk semua masalah termasuk penyakit. Namun ternyata zikir dan doa tidak hanya menyangkut kekuatan Yang Maha Kuasa saja, tetapi zikir doa itu juga digerakkan (dipengaruhi) oleh manusia yang barangkali merupakan mata rantai yang terlemah dalam untaian rantai yang seharusnya kuat sekali. Keyakinan bahwa zikir doa tidak seampuh seperti yang diharapkan, barangkali mencerminkan kekurangan - kelemahan pada pelakunya, buka pada zikir dan doanya.
Dalam hal ini, tentu saja sulit bgai pihak-pihak yang sedang berperang, bertanding, menempuh ujian, mencari pekerjaan dan lain-lain untuk tidak berdoa memohon guna meraih kemenangan atau keklu;usan dan lain-lain, dan sulit bagi orang sakit untuk tidak berdoa agar dapat sembuh dari penyakit mereka. Tetapi dunia akan kacau bila setiap doa yang dipanjatkan selalu dikabulkan oleh Allah SWT sebagaimana yang diharapkan.
Kita tidak akan mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi bila doa kita dikabulkan semuanya. Mungkin saja penduduk planet ini akan meningkat dengan tajam ( karena semua orang pasti mempunyai anak dan berumur panjang) dan membuat bumi ini penuh sesak dan tidak layak huni. Bahkan dalam situasi tertentu, doa yang dikabulkan mengandung potensi bencana terhadap eksistensi kita ( lihat analogi anak yang meminta sepeda motor).
Mengingat keterbatasan kita, tindakan paling bijaksana yang dilakukan Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang adalah dengan membatasi efek-efek zikir doa dan “mengabaikan” sebagian besar doa yang dipanjatkan. Ini akan mengurangi bahayanya bagi kita, dan bahaya kita terhadap diri kita sendiri. Hal ini terkadang membingungkan - sebab kita akan menyaksikan adanya contoh kekuatan doa yang kadang-kadang sangat menakjubkan, tetapi kita tak akan pernah menyaksikan adanya doa yang terus menerus berhasil secara handal. Ini bisa berarti “tidak ada” cara terbaik untuk berdoa, yang dapat diikuti oleh siapapun untuk menghasilkan suatu pengaruh zikir doa yang hebat dan dapat diramalkan hasilnya dalam sebuah situasi.
Dengan demikian, akan tampaklah bahwa Allah SWT telah “mengacak” zikir dan doa serta menghancurkan semua kode, melenyapkan semua rumus doa- dan apa saja untuk mencegah pengaruh pasti dari suatu zikir agar tidak digunakan oleh manusia yang tidak bijaksana dan bodoh (zalim). Coba bayangkan! Apa yang akan terjadi pada dunia ini bila semua zikir -doa merupakan suatu ilmu pasti yang mempunyai rumusan tertentu dan menghasilkan sesuatu yang dapat diperhitungkan pula.
Pengaruh zikir -doa terkadang tampak ajaib pada suatu waktu dan di lain waktu tidak. Kita semua tidak akan mampu “menangkap” zikir -doa dengan percobaan laboratorium, melainkan hanya dapat merasakannya dilain waktu tanpa disadari.
Meskipun begitu, Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, melalui Rasulullah SAW telah mengajarkan tentang tata cara berdoa yang baik seperti waktu-waktu dikabulkan untuk berdoa, syarat-syarat dikabulkannya doa serta doa-doa yang diajarkan oleh Allah SWT melalui Al-Quran ataupun sunah Rasulullah SAW. Dan hal yang sangat penting dismaping berdoa adalah tetap berusaha.
Demikiankah pembahasan zikir doa sebagai sarana bagi komunikasi dengan Allah SWT. Dengan adanya sedikit pembahasan tentang zikir -doa ini diharapkan akar kita selalu ingat kepada-Nya, dan menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari.